Obat-obatan
Efek obat-obatan tergantung dari jenis obat yang dipakai. Terdapat beberapa obat yang memang aman digunakan selama kehamilan. Sebagai contoh, parasetamol aman untuk penghilang rasa nyeri. Namun terdapat obat-obatan yang tidak jelas keamanannya. Sehingga selama kehamilan, sebaiknya anda meminimalisasi penggunaan obat-obatan.
Terdapat beberapa obat yang biasa dibeli langsung tanpa resep dokter dari apotek. Pada keadaan ini, sebaiknya diskusikan pula pada apoteker mengenai profil keamanan obat tersebut.
-
Parasetamol: pada dosis yang biasa dipakai, biasanya aman dan berguna untuk meredakan rasa nyeri kepala, punggung dan nyeri lain yang biasa terjadi selama periode kehamilan.
-
Penghilang rasa nyeri (anti peradangan) seperti ibuprofen. Sebaiknya anda tidak menggunakan obat ini mengingat berpotensi memiliki dampak buruk terhadap pembuluh darah besar janin.
-
Laksatif. Konstipasi (sulit BAB) biasa terjadi selama kehamilan dan mungkin anda membutuhkan laksatif. Usaha pertama yang anda lakukan yaitu dengan meningkatkan serat pada kandungan makanan anda. Penggunaan laksatif sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter anda dahulu. Laktulosa dapat aman digunakan untuk jangka waktu pendek.
-
Antihistamin. Beberapa pabrikan obat menyarankan untuk menghindari penggunaan obat ini meskipun dari bukti klinis yang ada tidak cukup untuk mendukung atau melarang penggunaan laktulosa.
-
Dekongestan seperti pseudoefedrin seringkali dikonsumsi untuk mengatasi pilek. Penggunaan obat ini sebaiknya dihindari selama periode kehamilan.
Sebaiknya konsultasikan pada dokter atau dokter gigi anda mengenai obat yang aman penggunaannya selama kehamilan. Bila anda mengkonsumsi obat tertentu sejak sebelum kehamilan, sebaiknya diskusikan pula sebelum kehamilan terjadi.